22 Jun 2021, 21:48:09 WIB
Sejarah Kepemimpinan Kabupaten Kolaka
Sidang DPRD Sulawesi Tenggara pada tanggal 27 Juli 1954, bertempat di Raha ibukota Muna, membahas tentang pembagian wilayah Kabupaten Sulawesi Tenggara menjadi 2 daerah otonom. Kendatipun terjadi perdebatan yang alot, namun akhirnya disetujui Kabupaten Sulawesi Tenggara dibagi 2 daerah otonom setingkat kabupaten, yang masing-masing diberi nama :
1. Kabupaten Sulawesi Timur, dengan ibukotanya untuk sementara di kewedanaan Kendari. Wilayahnya meliputi kewedanaan Kendari dan Kolaka, kemudian akan ditambah dengan distrik Poleang dan Rumbia.
2. Kabupaten Sulawesi Tenggara, dengan ibukotanya yang berkedudukan di Bau Bau. Wilayahnya meliputi kewedanaan Buton dan Muna. (Talha dalam Tamburaka, 2000:544)
Namun proses penuntutan Kabupaten Sulawesi Timur tiba-tiba berubah secara substansial dengan munculnya keinginan rakyat Kolaka, mengajukan tuntutan baru menjadi Kabupaten Kolaka. Tindakan yang dilakukan pihak kewedanaan Kolaka ini, sesungguhnya merupakan puncak persaingan diantara etnik daratan yang menyebabkan gagalnya rencana pembentukan Kabupaten Sulawesi Timur. Gagal membentuk Sulawesi Timur, dan munculnya gagasan untuk membentuk Kabupaten Kolaka, didukung oleh mahasiswa Kolaka yang berada di Makassar. Manuver politik para tokoh masyarakat Kolaka, juga akhirnya mendorong tokoh masyarakat Muna, Buton dan Kendari, ikut mengajukan tuntutan untuk berdiri sendiri menjadi satu kabupaten.
Dalam mempersiapkan pembentukan 4 daerah otonom tingkat II itu, pada tanggal 20-22 Juli 1959 diadakanlah musyawarah antar kewedanaan di Kabupaten Sulawesi Tenggara, yang berlangsung di Kewedanaan Kendari. Rapat ini dihadiri oleh utusan kewedanaan Buton, Muna, Kolaka dan Kendari, masing-masing berjumlah 15 orang dan 5 orang dari staf Kantor Bupati Kepala Daerah Sulawesi Tenggara. Hadir pula dalam rapat itu, Kepala Daerah Pemerintahan Negeri Buton, H. Abdul Malik, Kepala Pemerintahan Negeri Muna diwakili oleh Asisten Residen Wedana A.R. Muntu, Kepala Pemerintahan Negeri Kendari diwakili oleh Bunggasi dan Kepala pemerintahan negeri Kolaka, Abdul Wahab, dan wakil - wakil dari setiap swapraja Buton, Muna, Kendari dan Kolaka sebagai peninjau dalam musyawarah. (Said D, dalam Tamburaka, 2000:545)
Musyawarah ini dihadiri pula oleh Bupati Kepala Daerah Sulawesi Tenggara Drs. H. La Ode Manarfa, Komandan Komando Pasukan Sulawesi Tenggara selaku pelaksana kuasa perang daerah Sulawesi Tenggara, Mayor TNI Abdul Kahar, Sultan Buton La Ode Falihi, dan Raja Muna La Ode Pandu. Yang menjadi agenda musyawarah adalah membahas masalah-masalah:
1. Keinginan rakyat daratan yang muncul sejak daerah Sulawesi Tenggara dijadikan satu kabupaten, hingga sekarang masih tetap diperjuangkan, yaitu pemekaran Kabupaten Sulawesi Tenggara.
2. Realisasi pembentukan daerah otonom tingkat II dan persiapan pembentukan residen koordinator Sulawesi Tenggara.
3. Pembagian harta milik dan pegawai negeri dari Kabupaten Sulawesi Tenggara kedalam tempat kabupaten yang akan dibentuk (Talha dalam Tamburakan, 2000:545)
Keputusan yang dicapai dalam musyawarah ini diteruskan kepada Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Tenggara di Makassar untuk dipertimbangkan. Hasil keputusan rakyat Sulawesi Tenggara, terlaksana setelah ditetapkan Undang Undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan 4 Daerah otonom Tingkat II sebagai realisasi Pemekaran Kabupaten Sulawesi Tenggara. Kemudian diperkuat dengan SK Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, tentang pengangkatan para Kepala Daerah Tingkat II masing-masing sebagai berikut:
1. Daerah Tingkat II Buton dengan ibukotanya Bau-Bau dipimpin oleh Kepala Daerah La Ode Abdul Halim.
2. Daerah Tingkat II Muna dengan ibukotanya Raha dipimpin oleh Kepala Daerah Abdul Koedoes
3. Daerah Tingkat II Kendari dengan ibukotanya Kendari dipimpin oleh Kepala Daerah Drs. Abdullah Silondae.
4. Daerah Tingkat II Kolaka dengan ibukotanya Kolaka dipimpin oleh Kepala Daerah
5. Yakub Silondae. (Ghazali dalam Tamburaka, 2000:545-546)
Gubernur Sulawesi Selatan-Tenggara A. Pangeran Pettarani atas nama Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 Februari 1960 melantik Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kolaka, Yakub Silondae, bertempat di Gedung Nasional Kolaka. Berikut uraian singkat pemerintahan Bupati Kolaka (Tamburaka, 2000)
1. Bupati I : Yakub Silondae (1960 – 1971)
Banyak tantangan yang dihadapi oleh Bupati Yakub Silondae khususnya terkait stabilitas wilayah dalam meletakkan dasar-dasar operasional penyelenggaraan pemerintahan di daerah Kabupaten Kolaka. Selama 11 tahun memimpin daerah ini, ia telah menguras pikiran dan tenaganya hingga terpaksa meninggalkan daerah ini setelah diangkat menjadi Wakil Gubernur Propinsi Sulawesi Tenggara.
2. Bupati II : Letkol (Purn) Lappase (1971-1976)
Bupati dengan gaya kepemimpinan yang terkenal unik. Seorang prajurit pejuang kemerdekaan dari Kesatuan TNI-AD berpangkat Letnan Kolonel Purnawirawan. Sangat peduli pada pengembangan sumber daya manusia, meskipun dengan memanfaatkan kemampuan daerah yang sungguh sangat terbatas. Tekat Bupati Lappase memiliki ungkapan yang khas “Tanamlah apa yang dapat ditanam, serta jaga persatuan sekompak-kompaknya”, ujarnya kepada warga Kolaka yang ditemuinya dalam setiap kunjungan kerja.
3. Bupati III: Letkol (Purn) Muhammad Nur (1976-1981)
Sosok mantan pimpinan Batalyon Militer Woroagi merupakan peletak dasar-dasar pembangunan fisik Kolaka. Masa kepemimpinannya, seiring dengan stabilitas wilayah yang semakin mantap Kabupaten Kolaka telah mendapatkan Anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha dari Pemerintah Pusat atas hasil – hasil pembangunan yang telah dicapai
oleh Kabupaten Kolaka.
4. Bupati IV: Drs. H. S. Manomang (1982-1987)
Seorang Pamong karir, yang mengutamakan pembenahan administrasi pemerintahan. Selain itu juga memperioritaskan pembinaan unsur-unsur masyarakat Kabupaten Kolaka untuk mengembangkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan.
5. Bupati V : Ir. Andi Pangerang Umar (1988-1993)
Teknokrat yang memulai karirnya dalam tugas-tugas di Sektor Pertanian, sehingga sasaran penekanan dalam kebijakan pemerintah banyak berorientasi ke wilayah pedesaan. Komoditi pertanian yang berkualitas tinggi dan mahal harganya dianjurkan untuk dikembangkan
oleh masyarakat. Pada masa ini, pemerintah berhasil memploting wilayah-wilayah pengembangan komoditi pertanian untuk disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing. Ia berhasil menggugah dan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pertaniannya
untuk komoditas ekspor seperti Kakao dan Lada tanpa meninggalkan tanaman pangan. Kenikmatan petani atas hasil pertaniannya saat ini, tidak lepas dari kebijakan pemerintahanan Andi Pangerang Umar.
6. Bupati VI: Drs. H. Adel Berty (1993 – 2003)
Pamong yang meniti karir mulai dari tingkat kecamatan hingga Sekwilda Tingkat II Kolaka, membuat dirinya terampil untuk mengolah aspirasi yang berkembang sesuai kebutuhan masyarakat menjadi rumusan program pembangunan. Langkahnya membenahi ruas jalan kota
bahkan dengan mereklamasi pantai di sekitar kota dan perbaikan sarana pelayanan umum seperti pembangunan Pelabuhan Nusantara akhirnya merubah wajah ibukota Kabupaten Kolaka. Karakter yang unik dari pemimpin ini adalah cara kepemimpinannya yang maksimal
mengajak masyarakat terlibat berpartisipasi dalam program-program pembangunan.
7. Bupati VII : Drs. H. Buhari Matta, M.Si (2003 - 2014)
Wakil bupati : - H. Harun Rahim, BE , S.Sos, MM (Periode I Tahun 2003 - 2008)
- Dr. H Amir Sahaka , S.Pd.,MS (Periode II Tahun 2009 - 2014)
Pemimpin yang menuangkan blue print pembangunan Kabupaten Kolaka dengan tajuk “Kolaka Emas 2010”. Tajuk tersebut merupakan kumpulan konsep, strategi dan program unggulan pemerintah daerah dalam melakukan/ melaksanakan berbagai aktivitas pemerintahan. Pendekatan tersebut antara lain “GERBANGKASTER” akronim dari Gerakan Pembangunan Kawasan Tertinggal, sedangkan “GERBANGMASTRA” adalah Gerakan Pembangunan Masyarakat Sejahtera. Tujuan utamanya adalah menggenjot peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. Secara khusus kedua pendekatan tersebut bertujuan akhir mewujudkan masyarakat dan daerah Kolaka sejahtera, mandiri, perjuangan, religius dan berbudaya secara demokratis.
8. Bupati VIII : H.Ahmad Safei, SH.MH (2014- Sekarang)
Wakil Bupati : H. Muh. Jayadin, SE.,ME
"Kabupaten Kolaka yang Semakin Maju, Berkeadilan dan Sejahtera”
Konsep maju yang dimaksudkan adalah pergerakan kondisi perekonomian kearah yang lebih baik. Terjadinya peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDRB per kapita Kabupaten Kolaka, laju pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang dapat menciptakan lapangan kerja. Maju juga berarti berkembangnya infrastruktur wilayah, seperti jalan, jembatan, pelabuhan laut dan udara yang mampu mendorong produktifitas tinggi, dengan berbasis pada potensi ekonomi daerah.
Kemajuan yang ingin dicapai ini diharapan dapat tersebar secara adil dan merata. Tidak ada diskriminasi, baik antar individu, golongan maupun antar wilayah, sehingga pelaksanaan dan hasil pembangunan dapat masyarakat, yang terlihat dari aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan dan sumber perekonomian serta kehidupan demokrasi yang semakin berkembang.
Pada akhirnya kesejahteraan yang menjadi tujuan kemajuan dan keadilan tersebut. Makna sejahtera dalam visi ini berarti semua kebutuhan lapisan masyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhi hak-hak dasarnya, baik dari aspek sosial, ekonomi dan budaya. Yang paling utama adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan yang merata, serta berkurangnya pengangguran dan masalah sosial lainnya.
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah.
2. Meningkatkan kinerja ekonomi melalui ekonomi kerakyatan.
3. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan serta penguatan sendi-sendi sosial budaya dan agama.
4. Menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik, efisien, bersih dan bermartabat.
5. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan perlindungan lingkungan hidup.
NAMA - NAMA PEJABAT YANG PERNAH MENJABAT SEBAGAI SEKRETARIS DAERAH KAB. KOLAKA :
1. Drs. MISBAHUDDIN
2. CH. PINGAK
3. SLAMET SOENDJOJOE
4. Drs. H. IBRAHIM PALATJE, M.Si
5. Drs. MAOLA DAUD
6. Drs. H. ADEL BERTI, M.Si
7. Drs. H. NATSIR SINTA
8. Drs. HIDAYATULLAH, M.Si
9. Drs. H. A. SYAHRUDDIN M, M.Si
10. H. AHMAD SAFEI, SH.,MH
11. Drs. H. POITU MURTOPO, M.Si
Bupati Kolaka hadiri wisuda santri pondok . . .
PELATIHAN PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI . . .
Kabupaten Kolaka ikuti Verifikasi Lapangan Hybrid . . .
Pemkab Kolaka Kembali Terima WTP, Tujuh Kali . . .
Lomba Fashion Show HUT Sultra ke 59, Sekda Kolaka . . .
Diskominfo Kabupaten Kolaka gelar Coding Bootcamp . . .