Sriwijaya Air akan Jadi Kompetitor Wings Air di Kolaka

Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan RI telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan maskapai penerbangan Sriwijaya Air terkait rute baru Kolaka – Makassar.

Penandatanganan MoU antara Dirjen perhubungan udara dengan PT Sriwijaya Air tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan Kolaka Wardi, di DPRD Kolaka, Rabu (29/11) kemarin.

“Sudah ditandatangani beberapa waktu lalu, tinggal tunggu realisasinya. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi ada pesawat (milik Sriwijaya Air) yang layani rute ini. Lebih besar kapasitas angkutnya,” kata Wardi.

Mantan kepala badan lingkungan hidup dan kebersihan itu berharap kehadiran maskapai lain pada rute penerbangan Kolaka – Makassar dapat menjadi alternatif baru bagi pengguna moda transportasi udara di kabupaten Kolaka.

Itu sekaligus menjadi jawaban terhadap keluhan masyarakat atas mahalnya tarif yang diberlakukan maskapai Wings Air selama ini.

“Selama ini banyak keluhan, tapi kita tidak bisa berbuat banyak karena domain tarif ada pada mereka (Wings Air), apalagi ada plafon tarif hingga Rp 1 juta, jadi mereka bisa bermain dikisaran itu asal tidak melampaui batas tertinggi. Intinya itu ego mereka. Seenaknya karena merasa satu-satunya,” sindir Wardi.

Secara terpisah, anggota komisi III DPRD Kolaka Hasbi Mustafa mengaku bersyukur bila ternyata Sriwijaya Air bersedia memasukkan Bandara Sangia Ni Bandera di Tanggetada sebagai ke dalam rute baru mereka.

“Itu kita syukuri, supaya ada kompetitor bagi Wings Air yang selama ini terkesan sangat arogan, merasa satu-satunya sehingga seenaknya menentukan tarif tanpa peduli dengan masyarakat pengguna jasanya,” tutur Hasbi, usai menghadiri rapat paripurna DPRD.

Terkait Pemda, politisi Hanura tersebut menilai Dinas Perhubungan Kolaka tidak memiliki itikad mencari solusi terkait masifnya keluhan masyarakat atas mahalnya tarif tiket penerbangan selama ini.

“Tidak ada usaha sama sekali, hanya diam. Padahal kalau mau, masalah ini bisa saja dikomunikasikan karena ini menyangkut konektivitas antar daerah di tanah air yang menjadi program pemerintah pusat. Pasti ada ruang diskusi, dan pemerintah pusat pasti bisa membantu. Tapi mereka (dinas perhubungan) hanya diam,” singgungnya.

Diberitakan sebelumnya, DPRD Kolaka beberapa kali menyatakan protes atas mahalnya tarif penerbangan melalui bandara Sangia Ni Bandera yang dinilai sangat memberatkan masyarakat.

Sebagai gambaran, tarif tiket Kolaka – Makassar selalu berfluktuasi antara Rp 450 ribu hingga Rp 700-an ribu. Sementara untuk rute Kendari – Makassar hanya Rp 275 ribu hingga Rp 300 ribu.

Beberapa kalangan menilai mahalnya tarif penerbangan Kolaka – Makassar yang diberlakukan oleh Lion Grup/Wings Air dikarenakan maskapai tersebut menjadi satu-satunya “pemain” untuk rute tersebut.

“Karena satu-satunya maka mereka seenaknya. Seperti monopoli penerbangan. Mau naikkan tarif berapa saja mereka yakin masyarakat pasti tetap beli,” sindir Syaefullah Halik, anggota komisi III DPRD lainnya beberapa waktu lalu.(p12)

Sumber : http://butonpos.fajar.co.id

Baca Lainnya

PILIHAN REDAKSI