- Diduga Serobot Lahan Perkebunan, Warga Desa Popalia Dilaporkan Ke Polisi
- Dispar Kolaka Gelar Pelatihan Jurnalisme Warga Sadar Wisata
- Musim Barat Tiba, KUPP Kolaka Himbau Nahkoda & Masyarakat Utamakan Keselamatan
- Basarnas Hentikan Pencarian Nelayan Hilang di Kolaka
- Lima Desa di Kolaka Rentan Pangan
- Kadis Pariwisata Buka Seminar Akhir
- Ini Hasil Visum Kematian Mahasiswa USN Kolaka
- Dinas Pariwisata Latih 50 Pemandu Wisata
- Ratusan Guru di Kolaka Hadiri Seminar Nasional Pendidikan
- Mahasiswi USN Kolaka Ditemukan Meninggal di Rumah Kontrakannya
Harga Minyak Merosot Imbas Persediaan AS Meningkat
Berita Populer
- Bupati Kolaka H. Ahmad Safei Membuka Forum Group Discussion Dihadiri Oleh 17 Utusan Kabupaten/Kota
- Pelaksanaan Musrenbang RKPD di Kecamatan Tahun 2017, dimulai
- Kolaka Bakal Dapat Empat Ribu Bibit Sapi
- 32 Cabor Berlomba di Porprov Kolaka
- DPT Pilkada Kolaka 2018
Berita Terkait
Harga minyak turun ke level terendah dalam satu bulan. Harga minyakmelemah usai data Amerika Serikat (AS) menunjukkan persediaan dan produksi sentuh rekor tertinggi.
Sentimen tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar akan alami aksi jual dan spekulan memanfaatkan momentum tersebut. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah US$ 1,87 atau tiga persen ke posisi US$ 61,52 per barel pada pukul 1.38 waktu setempat. Harga minyak WTI pun sentuh level US$ 61,33. Level itu terendah dalam satu bukan sejak 5 Januari.
Sedangkah harga minyak Brent susut US$ 1,44 atau 2,2 persen ke posisi US$ 65,40 per barel. Persediaan minyak AS meningkat 1,9 juta barel pada pekan lalu mempengaruhi harga mninyak. Meski persediaan tersebut kurang dari yang diharapkan namun memberi kejutan.
Selain itu, produksi minyak AS juga sentuh 10,25 juta barel per hari. Ini menunjukkan rekor jika dikonfirmasikan dengan data bulanan.
"Produksi minyak mingguan tercatat 10,25 juta barel per hari, ini meresahkan pasar. Dampaknya terwujud pada harga minyak yang melemah," ujar Analis Interfax Global Gas Analytics, Abhishek Kumar, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (8/2/2018).
Kenaikan produksi yang didorong aktivitas pengeboran rig usai harga minyak sentuh level tertinggi dalam tiga tahun juga meningkatkan sentimen. Kenaikan produksi dapat melemahkan harga minyak ke depan. Apalagi analis menuturkan, kalau produksi AS meningkat.
"Sentimen positif didorong pemangkasan produksi OPEC dan kerusuhan geopolitik perlahan memudr. Ini adanya sentimen produksi AS yang melebihi 10 juta barel per hari sehingga menempatkan risiko Arab Saudi dan Rusia kehilangan pangsa pasar," tulis Analis Drillinginfo dalam laporannya.
Sebelumnya, the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan produsen minyak lainnya termasuk Rusia sudah pangkas produksi sejak Januari 2017. Langkah tersebut memangkas persediaan minyak global. Meningkatnya produksi AS telah membayangi pasar dengan kenaikan produksi 1 juta barel per hari pada tahun lalu.
EIA memperkirakan produksi minyak AS rata-rata 10,59 juta barel per hari pada 2018. Kemudian 11,18 juta barel per hari pada 2019. Produksi minyak AS menekan langkah OPEC untuk kurangi pasokan, dan bisa menempatkan AS menyalip Rusia sebagai produsen minyak terbesar di dunia.
Sumber : http://bisnis.liputan6.com
