Kadis Dikbud: Adanya Rumah ASN di Tikonu Justru Mengembangkan Budaya Mekongga

Mengawali tahun 2019 ini, pemerintah daerah (Pemda) Kolaka berencana mewujudkan program pembangunan 1.000 rumah bersubsidi untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) Kolaka. Perumahan tersebut rencananya akan dibangun di Desa Tikonu, Kecamatan Wundulako, Kolaka. Lokasinya tak jauh dari Makam Raja Sangia Nibandera yang merupakan leluhur suku Mekongga.

Hal inipun mengundang reaksi pro kontra dari warga setempat. Sebagian warga menyebut pembangunan perumahan di lokasi itu dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif terhadap cagar budaya Mekongga. Bahkan beberapa waktu lalu sejumlah warga menolak mentah-mentah rencana pembangunan rumah murah itu.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Kolaka, Salamansyah, mengatakan dengan dibangunnya rumah di lokasi tersebut tak akan mengikis area cagar budaya nasional itu. Justru, kata dia, dengan adanya perumahan di lokasi itu, maka akan semakin mengembangkan kebudayaan Mekongga.

“Insya Allah kehadiran perumahan di Desa Tikonu tidak akan mempengaruhi budaya kita, suku Mekongga. Cantohnya coba kita lihat di daerah Jogjakarta, ada keraton berada di tengah kota. Justru dengan berada di tengah kota kemudian masyarakat berwisata ke sana sekaligus mengenali entitas budaya Jogja itu sendiri. Sama halnya juga di Bali dan daerah lainnya. Apa bedanya hotel-hotel berbintang, para turis manca negara tapi apakah endtitas budaya Bali yang kaya dengan ada istiadatnya terhapuskan, tidak kan? Justru yang terjadi semakin terjaga dan terus berkembang bahkan semakin dikenal kebudayaannya. Karena orang setiap saat ingin melihat, bahkan mengenal lebih dekat budaya Bali itu sendiri. Itulah yang kita harapkan ke depannya budaya Mekongga juga semakin dikenal oleh masyarakat luas,” kata Salamansyah, Rabu (16/1).

Menurut dia, upaya Pemda Kolaka membangun perumahan di Desa Tikonu harusnya perlu diapresiasi. Sebab tujuannya sangat baik, yakni untuk mengembangkan dan merawat budaya Mekongga. Dengan demikian, generasi berikutnya lebih mengenal budaya yang merupakan warisan paling dari leluhur. “Sehingga kedepannya dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi para regenerasi kita tidak akan melupakan budayanya yang merupakan warisan paling berharga bagi jati diri kita selaku masyarakat yang memiliki budaya,” jelasnya.

Karenanya, Salamansyah meminta kepada masyarakat yang menolak pembangunan perumahan itu agar selalu berfikir positif dalam menyikapi program pemerintah. “Janganlah kita berfikir negatif, marilah kita lebih bijak menilai apa yang pemerintah akan perbuat, demi kemajuan daerah yang kita cintai ini,” harapnya. (k9/kal)

Sumber : https://kolakaposnews.com

Baca Lainnya

PILIHAN REDAKSI