detail

Kolaka Dan Bombana Tandatangani Kerja Sama Antar Daerah Kad Bidang Perikanan Untuk Pengendalian Infl...

KOLAKA DAN BOMBANA TANDATANGANI KERJA SAMA ANTAR DAERAH (KAD) BIDANG PERIKANAN UNTUK PENGENDALIAN INFLASI 2025

Blog Single

KOLAKA DAN BOMBANA TANDATANGANI KERJA SAMA ANTAR DAERAH (KAD) BIDANG PERIKANAN UNTUK PENGENDALIAN INFLASI 2025.

Kolaka – Pemerintah Kabupaten Kolaka dan Pemerintah Kabupaten Bombana resmi menandatangani Kerja Sama Antar Daerah (KAD) bidang perikanan sebagai langkah strategis pengendalian inflasi tahun 2025. Penandatanganan ini dihadiri langsung oleh Bupati Kolaka H. Amri, S.STP.,M.Si, Bupati Bombana Ir. H. Burhanuddin, M.Si, Kepala Dinas Perikanan Bombana, serta Staf Ahli Bupati Bombana. Rabu, (19/11)

Bupati Kolaka dalam sambutannya menjelaskan, bahwa inflasi merupakan indikator penting yang memengaruhi stabilitas ekonomi daerah. Sektor perikanan, khususnya ikan bandeng, memiliki peran besar dalam dinamika harga di Kolaka. Ia menyebut kerja sama ini merupakan implementasi strategi 4K TPID: Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif, sekaligus solusi karena tidak ada daerah yang sepenuhnya swasembada komoditas.

Beberapa pertimbangan utama Kolaka menggagas KAD ini, di antaranya:

 1. Sejak Maret 2025, ikan bandeng, ikan lajang, dan ikan katamba menjadi 3 komoditas penyumbang inflasi tertinggi setelah emas dan beras.

Inflasi Kolaka tercatat -0,53% (mtm) dan 3,96% (yoy) pada Oktober 2025, lebih tinggi dari inflasi nasional 3,5%.

 2. Produksi ikan bandeng Kolaka menurun, sementara kebutuhan meningkat akibat bertambahnya konsumen dari industri pertambangan. Bombana yang merupakan daerah penghasil bandeng terbesar di Sulawesi Tenggara menjadi mitra strategis untuk menjaga pasokan.

Selain itu, dalam laporannya Asisten II Ir. H. Abbas,MM menyampaikan bahwa sejak Kolaka ditetapkan sebagai salah satu dari 150 daerah perhitungan IHK, inflasi Januari 2024–Februari 2025 berada pada kisaran 1,9%–2,8%, bahkan sempat turun menjadi 0,16% saat subsidi listrik diberlakukan. Namun inflasi melonjak mulai Maret (3,32%) hingga September (4,26%), dan sedikit menurun menjadi 3,96% pada Oktober.

Dari survei BPS enam bulan terakhir, penyumbang inflasi terbesar Kolaka adalah:

 • Emas perhiasan (1,24%)

 • Beras (0,86%)

 • Ikan bandeng & ikan layang (0,87%)

Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan, termasuk Gerakan Pangan Murah (GPM), penyaluran beras SPHP, operasi pasar, pasar murah, hingga sidak pasar. Program tersebut berhasil menekan harga beras, namun harga ikan bandeng masih naik signifikan.

Melalui kerja sama ini, Bupati Kolaka berharap pasokan ikan bandeng dari Bombana dapat menstabilkan harga, memenuhi kebutuhan masyarakat, serta menurunkan tekanan inflasi. Bupati Kolaka menegaskan bahwa KAD ini diharapkan menjadi role model kerja sama pangan antar daerah di Sulawesi Tenggara dan memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.

Bagikan halaman ini:

Postingan Terkait :